Kamis, 13 Oktober 2016

Artikel Dosen Program Studi DIII Kebidanan (Cegah Pre Ekslamsi Pada Ibu Hamil)

 

Cegah Pre Ekslamsi Pada Ibu Hamil

OLEH :

Lilis Lisnawati, SST, M.Keb

 

Preeklampsia adalah tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan kelebihan kadar protein dalam urin. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah tinggi mencapai di atas 130/90 dan biasanya bila usia kehamilan sudah menginjak 20 minggu ke atas.

Preeklampsia khusus terjadi pada wanita hamil, memiliki beberapa gejala: peningkatan tekanan darah, pembengkakan pergelangan kaki dan tangan, serta protein pada urin. Meski tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah preeklampsia, perawatan antenatal yang baik bisa memastikan kondisi ini tidak memburuk. Preeklampsia paling umum terjadi pada kehamilan pertama.

Preeklampsia adalah penyakit yang hanya terjadi pada kehamilan yang berpotensi mempengaruhi ibu dan bayi dan paling umum terjadi pada penghujung kehamilan. Kita tidak tau pasti penyebab preeklampsia, meski tampaknya ini bersifat menurun di keluarga. Anak perempuan dari ibu yang pernah mengalami preeclampsia biasanya lebih cenderung mengalaminya juga. Preeklampsia bisa disebabkan atau dicegah dengan mengatur yang Anda makan, mengubah cara Anda memandang kehamilan; atau dengan berolahraga.

Kondisi tekanan darah tinggi ini juga umum terjadi pada wanita yang sebelumnya mengidap hipertensi, diabetes, lupus, dan bertubuh gemuk. Preeklampsia terjadi pada sebanyak 10 persen kehamilan dan biasanya pada trimester kedua atau ketiga, atau setelah minggu ke 32. Walaupun ada beberapa wanita yang mengalami preeklampsia di usia kehamilan 20 minggu tetapi hal ini jarang terjadi.

Tes urin antenatal mungkin juga akan menunjukkan kebocoran protein ke urin dari ginjal, yang tidak bisa berfungsi secara efektif seperti saat sebelum hamil. Mekanisme pembekuan darah mungkin juga akan terpengaruh. Kemungkinan besar, jika preeklampsia kembali muncul pada kehamilan kedua, kadarnya akan lebih ringan dari sebelumnya. Terlepas dari itu semua, tetap disarankan untuk mencermati hasil tes antenatal Anda.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa dengan pola makan tinggi protein mungkin dapat melindungi diri dari preeklampsia, tetapi teori ini belum terbukti. Ada yang berpendapat bahwa mengonsumsi suplemen kalsium dan minyak ikan akan membantu, tetapi tidak ada bukti yang cukup kuat mendukung hal tersebut karena belum ada penelitian khusus tentang hal ini.

Yang pasti preeklampsia dimulai dari plasenta. Mendekati akhir kehamilan, plasenta membesar, menjadi sebesar piring makan, dengan tebal sekitar 5 cm dan membutuhkan persediaan darah yang banyak dan efisien dari ibu untuk menjaga janin tetap tumbuh sehat. Pada kondisi preeklampsia, plasenta kekurangan persediaan darah yang cukup, dan ini berpotensi memberi dampak buruk bagi ibu dan bayi.

Meski tidak ada tes screening yang bisa memprediksi risiko bahwa ibu hamil mengalami preeklampsia, terdapat beberapa tes dasar yang bisa dilakukan pada awal kehamilan. Ini bisa diulangi dengan interval yang teratur, untuk memberi peringatan jika preeklampsia muncul. Jadi, selain pemeriksaan tekanan darah, urin, dan berat badan yang biasa dilakukan, para ibu hamil sebaiknya melakukan tes untuk fungsi ginjal dan hati.

Jika preeklampsia memburuk, janin menunjukkan tanda-tanda gawat atau kondisi ibu memburuk, hanya ada satu penanganannya, bayi harus segera dilahirkan. Semua ahli kandungan bisa menangani wanita berisiko atau menderita preeklampsia. Riset menunjukan faktor terpenting untuk keberhasilan kelahiran dengan preeklampsia adalah keterlibatan dokter dan bidan yang terbiasa dengan kondisi ini, dan langsung dapat bertindak begitu terdapat tanda bahaya.