Kenali Bahaya
Anemia Pada RemajaAnemia
Oleh :
Hariyani Sulistyoningsih, S.KM, M.KM
Anemia adalah suatu keadaan dimana
jumlah eritrosit ( sel darah merah) dalam darah kurang dari normal. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin dan eritrosit lebih rendah daripada normal. Pada pria kadar
hemoglobin normal adalah 14-18 gr% dan eritrosit 4,5-5,5 jt/. Sedangkan pada
wanita , hemoglobin normal adalah 12-16 gr%, dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/
Penyebab anemia remaja :
a. Pada
umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi
makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit., dibandingkan dengan makanan
hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
b.
Remaja putri biasanya ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan makanan.
c. Setiap
hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang di eksresi, khususnya melalui
feses.
atau kadar
Hb
d. Remaja
putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg/ hari,
sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria.
Dampak Anemia
pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun
kemampuan akademis disekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan
konsentrasi. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan berat
badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun
sehingga mudah terserang penyakit. Anemia juga dapat menyebabkan menurunnya
produksi energy dan akumulasi laktat dalam otot (Adriani, 2012)
Pencegahan anemia : Makan-makanan yang banyak mengandung
zat besi dari bahan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur); dan dari bahan
nabati (sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe). Perlu kta
perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap
daripada yang terdapat pada sayuran atau makanan olahan seperti sereal yang
diperkuat dengan zat besi.
Banyak
makan makanan sumber vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan
zat besi, misalnya; jambu, jeruk tomat, dan nanas.
Menurut
DeMaeyer (1995), pencegahan adanya anemia defesiensi zat besi dapat dilakukaan
dengan pendekatan dasar yaitu sebagai berikut :
a. Memperkaya
makanan pokok dengan zat besi, seperti: hati, sayuran, berwarna hijau, dan
kacang-kacangan. Zat besi dapat membantu pembentukan hemoglobin (sel darah
merah) yang baru.
b.
Pemberian suplemen tablet zat besi. Pada saat ini pemerintah mempunyai Program
Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) pada remaja putri, untuk mencegah dan
menanggulangi masalah anemia gizi besi melalui suplementasi zat besi.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
pola makan sehat. Kehadiran makanan siap saji (fast food) dapat mempengaruhi
pola makann remaja (Khomsan,2003). Makanan siap saji umumnya rendah zat besi,
kalsium, riboflavin, vitamin A, dan asam folat. Makanan siap saji mengandung
lemak jenuh, kolesterol, daan natrium yang tinggi
Tidak ada komentar :
Posting Komentar