Kamis, 20 September 2018

Pojok artikel ilmiah " MENGENALI TANDA BAHAYA PERSALINAN "

 

Pojok Artikel Ilmiah

MENGENALI TANDA BAHAYA PERSALINAN

 

 



Oleh

Widya Maya Ningrum, SST,MKes

Dosen Tetap D III Kebidanan

 

Salah satu tugas seorang bidan adalah sebagai promotor kesehatan, dimana bidan dituntut untuk bisa melakukan edukasi kesehatan pada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui serta melakukan upaya pencegahan resiko salah satunya adalah mencegah resiko bahaya pada masa persalinan.

Yuk kita kenali bahaya apa saja yang ada pada masa persalinan !

1. Preeklamsia

Mengecek tekanan darah ibu hamil

Tekanan darah tinggi termasuk tanda bahaya karena berarti pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah dari jantung ke plasenta menjadi lebih sempit.Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga berkaitan dengan risiko komplikasi lain seperti preeklamsia. Kondisi ini membuat ibu hamil rentan melahirkan sebelum hari perkiraan lahir atau prematur. Umumnya, preeklamsia terjadi pada usia kehamilan awal hingga 20 minggu.

Apa yang harus dilakukan ?

Jawabnya lakukan pengecekan  tekanan darah ibu hamil secara rutin di pelayanan kesehatan

 

2. Posisi bayi

Tanda bahaya persalinan adalah ketika bayi keluar dengan posisi kaki lebih dulu daripada kepala. Sebagian besar bayi yang berada di posisi ini akan dilahirkan dengan cara operasi, utamanya jika dokter mendeteksi janin stres atau terlalu besar untuk bisa dikeluarkan lewat vagina.Bayi yang terlilit tali pusar juga bisa menjadi alasan dokter memutuskan persalinan lewat operasi C-section. Utamanya jika tali pusar melilit leher bayi, tertekan, atau keluar lebih dulu sebelum bayi.

3. Perdarahan berlebih

Umumnya, perempuan akan kehilangan 500 ml darah saat persalinan bayi tunggal lewat vagina. Ketika persalinan dilakukan lewat operasi C-section, volume darah yang hilang sekitar 1.000 ml. Perdarahan bisa terjadi setelah plasenta keluar dari tubuh mengingat kontraksi rahim terlalu lemah dan tidak bisa menekan pembuluh darah yang menjadi tempat melekatnya plasenta.Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah tekanan darah rendah, gagal organ, hingga kematian. Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko ini seperti placenta previa, hipertensi, hingga proses persalinan yang terlalu lama.

4. Persalinan terlalu lama

Kondisi prolonged labor terjadi ketika fase mulai dari pembukaan hingga persalinan berlangsung terlalu lama, yaitu lebih dari 20 jam untuk kehamilan pertama. Sementara untuk kehamilan berikutnya, rentangnya adalah lebih dari 14 jam.Wajar jika persalinan lama terutama di fase pembukaan. Namun apabila prolonged labor terjadi pada fase pembukaan aktif, mungkin saja perlu intervensi medis. Penyebab persalinan terlalu lama beragam, mulai dari pembukaan serviks yang lambat, ukuran bayi terlalu besar, kehamilan kembar, serta faktor emosional seperti rasa stres dan takut.

5. Rahim robek

Rahim robek atau uterine rupture bisa terjadi apabila seseorang pernah menjalani persalinan C-section sebelumnya. Ada kemungkinan luka ini terbuka saat persalinan berikutnya. Jika ini terjadi, bayi berisiko mengalami kekurangna oksigen. Selain itu, ada risiko ibu mengalami perdarahan berlebih.Usia kehamilan di atas 35 tahun, ukuran bayi, serta pemberian induksi juga dapat berpengaruh terhadap kondisi ini.

6. Plasenta tertahan

Idealnya, tubuh ibu akan mengeluarkan plasenta dalam waktu 30 menit setelah mengeluarkan bayi. Jika lebih dari itu, disebut retained placenta. Kondisi ini dapat mengancam nyawa serta menyebabkan komplikasi bagi sang ibu, termasuk infeksi dan perdarahan berlebih.Mengeluarkan plasenta sama pentingnya seperti melahirkan bayi, agar rahim bisa berkontraksi dan perdarahan berhenti. Jika tidak berhasil dikeluarkan, pembuluh darah tempat organ melekat akan terus berdarah. Rahim pun tak bisa menutup sempurna sehingga risiko kehilangan darah dalam jumlah banyak bisa berbahaya.

7. Kejang

Ibu hamil bisa mengalami kejang saat proses persalinan dengan tahapan seperti tatapan mata kosong, kewaspadaan menurun, hingga tubuh bergerak tak terkendali. Istilah medis untuk kondisi ini adalah eclampsia. Ini merupakan komplikasi serius dari preeklamsia. Seseorang bisa mengalaminya meski tidak pernah kejang sebelumnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar