BAB I
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi
berkewajiban
menyelenggarakan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
disamping melaksanakan pendidikan sebagaimana diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 20.
Sejalan
dengan kewajiban tersebut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan tinggi Pasal 45 menegaskan
bahwa penelitian di perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan daya
saing bangsa.
Agar amanah
di atas dapat
dilaksanakan dengan baik,
pelaksanaan penelitian di
perguruan tinggi harus
diarahkan untuk mencapai
tujuan dan standar tertentu. Secara umum tujuan penelitian di
perguruan tinggi adalah:
A.
Menghasilkan penelitian yang sesuai dengan prioritas nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah;
B. Menjamin
pengembangan penelitian
unggulan spesifik berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitif;
C. Mencapai
dan meningkatkan mutu sesuai
target dan relevansi
hasil penelitian bagi masyarakat Indonesia; dan
d. Meningkatkan diseminasi
hasil penelitian dan
perlindungan HKI secara
nasional dan internasional.
Setiap perguruan
tinggi diharapkan dapat
mengelola penelitian yang
memenuhi standar sebagai berikut:
a.Standar arah,
yaitu kegiatan penelitian yang mengacu kepada Rencana Induk
Penelitian (RIP) yang disusun berdasarkan visi dan misi perguruan
tinggi;
b.Standar
proses, yaitu kegiatan penelitian yang direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan ditingkatkan sesuai
dengan sistem peningkatan
mutu penelitian yang
berkelanjutan, berdasarkan prinsip otonomi keilmuan dan kebebasan
akademik;
c.Standar hasil,
yaitu hasil penelitian yang memenuhi kaidah
ilmiah universal yang
baku, didokumentasikan dan didiseminasikan melalui forum ilmiah pada
aras nasional maupun internasional, serta dapat dipertanggungjawab kan secara
moral dan etika;
d.Standar
kompetensi, yaitu kegiatan penelitian dilakukan oleh peneliti yang kompeten dan
sesuai dengan kaidah ilmiah universal;
e.Standar
pendanaan, yaitu pendanaan penelitian diberikan melalui mekanisme hibah penelitian
reguler, hibah kompetisi, dan mekanisme
lain yang didasarkan
pada prinsip otonomi
dan akuntabilitas peneliti;
f.Standar sarana
dan prasarana, yaitu
kegiatan penelitian didukung
oleh sarana dan prasarana
yang mampu menghasilkan
temuan ilmiah yang
sahih dan dapat
diandalkan; dan
g.Standar
outcome, yaitu kegiatan
penelitian harus berdampak
positif pada pembangunan bangsa dan negara di berbagai
sektor.
Terbatasnya sumber daya yang tersedia
dan beragamnya kompetensi keahlian peneliti yang dimiliki serta kompleksnya permasalahan
bangsa mengharuskan STIKes Respati Tasikmalaya membuat bidang fokus penelitian,
riset unggulan institusi dan peta jalan (roadmap)
penelitian. Untuk bidang unggulan, STIkes Respati Tasikmalaya telah menentukan konsentrasi pada penelitian
dalam suatu topik besar, yaitu: Peningkatan
status kesehatan masyarakat melalu upaya identifikasi masalah, menggali faktor
penyebab serta upaya penanggulangan masalah kesehatan.
STIKes Respati Tasikmalaya selalu mengalokasikan anggaran untuk
penelitian melalui RKAT Bidang LPPM setiap tahunnya. Namun, sampai saat ini,
topik-topik penelitian yang telah dilakukan belum mengarah (fokus) kepada
terbentuknya STIKes Respati Tasikmalaya sebagai research center/center of
excellence dari suatu bidang ilmu kesehatan masyarakat dan kebidanan.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan Rencana Induk Penelitian
(RIP) dan peta jalan (roadmap)
penelitian yang akan menjadi acuan bagi pengembangan topik penelitian di
tingkat STIKes Respati Tasikmalaya. Uraian secara rinci RIP dan roadmap penelitian STIKes Respati
Tasikmalaya disampaikan pada Bab II berikut.
BAB
II
Rencana Induk dan Roadmap Penelitian STIKes Respati Tasikmalaya Tahun 2013 – 2017
A.
Latarbelakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Hal ini dikarenakan
masih tingginya angka
kematian ibu dan
angka kematian bayi yang ada di
Indonesia. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia
merupakan yang tertinggi
di ASEAN dengan
jumlah kematian ibu
tiap tahunnya mencapai
450 per seratus
ribu kelahiran hidup
yang jauh diatas
angka kematian ibu
di Filipina yang
mencapai 170 per seratus
ribu kelahiran hidup,
Thailand 44 per seratus ribu
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Menurut
data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, Angka Kematian
Ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 228
per 100.000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 34 per pada 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global
(Millenium Develoment
Goals/MDG’s 2000) untuk
tahun 2015, diharapkan
angka kematian ibu
menurun dari 228
pada tahun 2007
menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran
hidup (Depkes, 2011).
Hal lain yang turut mendukung adalah situasi
penyakit menular yang menimbulkan kesakitan pada fase Maternal, bayi dan anak
yaitu Malaria, TB-Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit
potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia dan Antraks.
Kesakitan dan kematian ibu dan anak
dapat terjadi dalam setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan dari masa bayi
sampai dengan masa usia lanjut. Faktor biologi dan diskriminasi gender menjadi
faktor penyebab. Berikut ini adalah permasalahan kesehatan ibu dan anak dalam
tahap pertumbuhan dan perkembangan:
1. Pada
masa infant :
Kematian pada masa infant memiliki
resiko pada minggu pertama oleh karena : Komplikasi kehamilan, Premature,
BBLR,Tidak adekuat prenatal care.
Terdapat beberapa faktor penyebab tidak
langsung kesakitan dan kematian pada Infant diantarannya kemiskinan, tidak
adekuat dukungan sosial dan kurang akses ke pelayanan kesehatan.
2.
Masa Childhood:
Resiko kematian 2 kali pada anak usia
1-4 tahun dibandingkan usia 5-14 tahun.
Resiko morbiditas dan mortalitas karena kondisi Infeksi, terserang
Parasit ISPA, kelainan kongenital, cedera dan keracunan.
3.
Masa Remaja
Merupakan turbulance stage dalam siklus
kehidupan karena pada masa remaja terjadi perubahan fisiologis, psikologis dan
sosial. Perubahan yang terjadi dipengaruhi proses adapatasi dari peran hormon.
Resiko
morbiditas dan mortalitas oleh perilaku seperti cedera dan keracunan. Faktor
yang menyebabkan morbiditas pada usia remaja diantaranya perilaku ; merokok,
narkoba dan perilaku seksual.
5.
Masa Transisi manula
6.
Menoupouse
Kelompok populasi yang perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam penanganan masalah kesehatan adalah kelompok ibu dan
anak. Masalah kesehatan ibu dan anak
(KIA) perlu mendapatkan prioritas, karena sangat menentukan kualitas sumberdaya
manusia di masa mendatang. Salah satu tujuan jangka menengah dari ‘Tujuan
Pembangunan Millenium’ (Millenium
Development Goals) adalah meningkatkan kesehatan ibu dan bayi/anak. Angka kematian ibu (sekitar 228 per 100.000
kelahiran) dan angka kematian bayi (sekitar 34 per 1000 kelahiran hidup) yang
masih tinggi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan
perhatian kita. Penyakit infeksi dan gizi buruk yang terjadi pada ibu dan anak
juga memerlukan perhatian, agar dampak jangka panjang berupa menurunnya
kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang dapat dicegah.
B.
Topik
Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian di STIKes Respati Tasikmalaya
akan mengacu kepada topik besar sebagai berikut: Peningkatan status kesehatan masyarakat melalu upaya identifikasi
masalah, menggali faktor penyebab serta upaya penanggulangan masalah kesehatan.
Sementara, untuk tahun 2013 - 2017
prioritas penelitian akan difokuskan pada topik/kajian tentang KIA, mengingat
dampak jangka panjangnya terhadap kualitas sumberdaya manusia di masa
mendatang. Topik besar KIA ini kemudian dibagi ke dalam sub-sub-topik yang
diharapkan dapat melibatkan semua bidang ilmu (bagian) di STIKes Respati
Tasikmalaya yaitu kebidanan (dari fase maternal sampai fase menopause) dan kesehatan masyarakat yang meliputi ; Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan (AKK), Biostatistik, Epidemiologi, Gizi Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan (KL), dan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP).
Adapun sub-topik kajian dari
permasalahan KIA tersebut meliputi:
1. Kematian
Ibu dan Bayi
2. Topik
kesehatan reproduksi: abortus, perilaku merokok pada remaja, PMS, Pernikahan
dini, pubertas serta perilaku sex bebas)
3. Permasalahan
gizi pada ibu, bayi dan anak ; BBLR, anemia, KEK, ASI ekslusif, status gizi dan
kebutuhan gizi sesuai siklus dur kehidupan serta malnutrisi pada
bayi/balita/anak (gizi buruk, stunting, obesitas)
4. Penyakit
infeksi pada ibu dan atau anak (TB paru, malaria, pnemonia, HIV/AIDS)
5. Gangguan
tumbuh-kembang anak
6. Pelayanan
KIA dan KB
C.
Sasaran
dan Lokasi Penelitian
Sesuai dengan topik besar penelitian
yaitu masalah KIA, maka sasaran penelitian adalah ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, balita dan anak (5-14 tahun). Sementara lokasi kegiatan, difokuskan di
Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, hal ini dipilih karena permasalahan KIA di
daerah tersebut cukup banyak dan kompleks.
D.
Keterlibatan
Lintas Fakultas/Lintas Sektor
Beberapa bidang ilmu lain yang ada
keterkaitan dengan bidang kajian akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian,
antara lain: dapat melibatkan semua bidang ilmu (bagian) di STIKes Respati
Tasikmalaya yaitu kebidanan (asuhan kebidanan
dari fase maternal sampai fase menopause) dan
kesehatan masyarakat yang meliputi ; Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan (AKK), Biostatistik, Epidemiologi, Gizi Masyarakat, Kesehatan
Lingkungan (KL), dan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP).
Sementara institusi lain yang akan
terlibat dalam kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Pendidikan,
dan Puskesmas, Kecamatan serta Kelurahan setempat.
E.
Strategi
Pelaksanaan Kegiatan
Untuk
mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan, maka disusun strategi/tahapan penelitian
sebagai berikut (lihat Tabel 1).
Tabel 1. : Tahapan dan topik penelitian STIKes Respati Tasikmalaya
(Roadmap
Penelitian)
Tahapan
|
Waktu
|
Topik/Judul Penelitian
|
Bagian yang terlibat
|
Keterangan
|
A. Identifikasi masalah
|
2013
|
Identifikasi permasalahan KIA di Kabupaten
Tasikmalaya
|
Kebidanan
dan kesehatan masyarakat
|
Analisis data sekunder (DKK, Puskesmas, Desa),
Kualitatif (indepth interview)
|
|
2013
|
Analisis kebijakan penanggulangan masalah KIA di Kabupaten
Tasikmalaya
|
Kebidanan
dan kesehatan masyarakat (AKK)
|
Kualitatif (FGD, Indepth)
|
|
|
|
|
|
Hasil studi
tahun ke-1 akan menentukan topik/masalah KIA apa yg akan diangkat untuk
dikaji lebih dalam pada tahun ke-2
|
||||
|
|
|
|
|
B. Identifikasi sebab
|
2014-2015
|
Studi Faktor Risiko
|
Kebidanan
dan kesehatan masyarakat (Gizi, PKIP, KL)
|
Cross-sectional/Case-control/Cohort
|
C. Pengembangan model
intervensi
|
2015
- 2016
|
Studi
pengembangan model pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah KIA
|
Kebidanan
dan kesehatan masyarakat (PKIP, Gizi)
|
Studi
kualitatif, Cross-sectional
|
D. Kegiatan Intervensi
|
2016
- 2017
|
Studi intervensi pemberdayaan
masyarakat untuk mengatasi masalah KIA
|
Kebidanan
dan kesehatan masyarakat (PKIP, Gizi, AKK)
|
Studi
intervensi
|
Indikator Kinerja
Untuk
keperluan pengukuran keberhasilan ditentukan indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.: Indikator
Kinerja dan Target Pencapaian
No.
|
Indikator
|
Indikator
Capaian
|
|||||
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
2017
|
|||
1
|
Publikasi
ilmiah
|
Internasional
|
|
|
|
|
|
Nasional terakreditasi
|
|
|
|
|
|
||
Nasional tidak terakreditasi
|
|
|
|
|
|
||
2
|
Sbg
pemakalah dlm pertemuan ilmiah (presentasi oral)
|
Internasional
|
|
|
|
|
|
Nasional
|
|
|
|
|
|
||
Regional
|
|
|
|
|
|
||
3
|
Sbg
pemakalah dlm pertemuan ilmiah (presentasi poster)
|
Internasional
|
|
|
|
|
|
Nasional
|
|
|
|
|
|
||
Regional
|
|
|
|
|
|
||
4
|
Sbg pembicara utama (keynote speaker) dlm pertemuan ilmiah
|
Internasional
|
|
|
|
|
|
Nasional
|
|
|
|
|
|
||
Regional
|
|
|
|
|
|
||
5
|
Model
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Buku Ajar (ISBN)
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Jumlah
dana kerjasama penelitian
|
|
6 juta per dosen
|
6,5 juta per dosen
|
7,5
juta per dosen
|
7,5
juta per dosen
|
7,5
juta per dosen
|
7
|
Angka
partisipasi dosen dalam penelitian*
|
|
16/16
|
16/16
|
16/16
|
16/16
|
16/16
|
*
Perkiraan proporsi dosen yang melaksanakan penelitian sesuai roadmap; Jumlah dosen di STIKes Respati
Tasikmalaya adalah DIII Kebidanan 10 orang dan S1 Kesehatan Masyarakat : 6
orang.
BAB
III
PENUTUP
Program
RIP dan roadmap penelitian STIKes Respati Tasikmalaya telah disusun dengan
mengacu kepada permasalahan kesehatan yang ada didukung data empiris hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan dengan memperhitungkan bidang
keahlian dan sumberdaya (dana, fasilitas, sarana dan prasarana) yang
dimiliki.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar